Kamis, 29 Desember 2011

MODIFIKASI MODEL SNOWBALL THROWING DAN NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM



Oleh : Asep Rahmatudin

SKENARIO PEMBELAJARAN

Model pembelajaran “Snowball Throwing” merupakan teknik pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menantang peserta didik untuk berpikir. Sedangkan model NHT merupakan varian dari model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Empat fase yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan model NHT, yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab pertanyaan. Adapun modifikasi yang dilakukan oleh penulis terletak pada tata cara pembuatan pertanyaan dan pembahasannya.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
12. Membiasakan perilaku terpuji

12.1  Menjelaskan adab makan dan minum;
12.2  Menampilkan contoh adab makan dan minum.

Langkah-Langkah Pembelajaran (Syntax)
1.         Kegiatan Awal
a.        Orientasi
Orientasi dilakukan untuk memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dipelajari, diantaranya dapat dilakukan dengan cara :
1)   Mengucapkan salam ketika masuk kelas dengan tampilan prima, segar, dan ceria, kemudian  menyapa peserta didik dengan ramah dan menyenangkan;
2)     Meminta kerjasama mereka, karena menarik tidaknya pelajaran hari ini tergantung bagimana cara  mereka merespons suasana kelas hari ini;
3)        Meminta mereka berdoa dan membaca Al-Fatihah sejenak.
b.        Appersepsi
Appersepsi dilakukan dengan menampilkan photo-photo acara resepsi pernikahan yang ditayangkan melalui program aplikasi microsoft office power point. Kemudian setelah tayangan selesai guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai pree test.
c.         Motivasi
Motivasi dilakukan untuk memberikan gambaran tata cara makan dan minum yang dicontohkan Rasulullah SAW, sehingga dilihat dari tata cara makannya saja, ummat Islam pantas disebut sebagai ummat yang beradab.
2.         Kegiatan Inti
  •  Sebelum menyampaikan materi, guru memberikan petunjuk tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan arti penting materi adab makan dan minum bagi kehidupan, pastikan agar peserta didik tidak melewatkannya 
  • Guru menyampaikan SK dan KD terkait dengan materi adab makan dan minum; 
  • Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi yang harus dibahas oleh kelompoknya; 
  • Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya; 
  • Kemudian masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi adab makan dan minum sesuai dengan penjelasan ketua kelompok;  
  • Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu orang kepada yang lainnya secara acak (point a s.d. f  : syntax Snowball Throwing);  
  • Setelah seluruh peserta didik memegang bola kertas, guru meminta mereka untuk membuka bola kertasnya, kemudian ketua kelompok menginventarisir pertanyaan dan membahasnya secara bersama-sama. Peserta didik pemegang bola kertas yang berisi pertanyaan  menjadi leader untuk membahas pertanyaan tersebut dalam kelompoknya; 
  • Guru berkeliling untuk  meluruskan pertanyaan yang terkumpul dari setiap kelompok; 
  • Jawaban setiap kelompok ditulis dalam lembar kerja yang disediakan guru, kemudian guru mengundi nomor berpikir peserta didik dengan menggunakan dadu, nomor yang muncul harus mempresentasikan  jawaban atas pertanyaan yang terkumpul dari seluruh anggota kelompoknya (point a, b, g, h, dan i : syntax Numbered Head Together); 
  • Guru memberi reward kepada kelompok atau peserta didik yang aktif dan kreatif; 
  • Kemudian, sebelum jam pelajaran berakhir guru melakukan clossing sebagai simpulan melalui tayangan program aplikasi microsoft office power point. 
3.         Kegiatan Akhir
a.    Guru melakukan post test dengan mengajukan beberapa petanyaan terkait dengan materi yang telah dipelajari;
b.    Guru melakukan refleksi dan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengutif QS Al-Kautsar;
c.     Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari minggu selanjutnya (insight).

PEMBELAJARAN BERMAKNA MELALUI ADVANCE ORGANIZER

Oleh : Asep Rahmatudin

Berdasarkan konsesnsus yang dikeluarkan oleh UNESCO, empat tujuan pendidikan yang hendak dicapai, yaitu mendidik agar murid tahu (learning to know), agar murid tahu cara melaksanakan pengetahuannya (learning to do), agar murid menjalani kehidupan sesuai dengan pengetahuannya (learning to be), dan agar murid dapat hidup berdampingan (learning to live together) . Akan tetapi karena salah kelola pendidikan, terutama pendidikan formal (sekolah) yang diharapkan menjadi sarana menimba ilmu dan meraih kesuksesan, justru menjadi penjara pemikiran dan belenggu kreativitas , bahkan dengan dalih untuk menciptakan suasana kondusif kelas bagaikan kuburan, sepi dari suara dan aktivitas peserta didik.

Anggapan sekolah sebagai penjara pemikiran dan belenggu kreativitas mungkin saja dialami oleh peserta didik tempat penulis mengabdikan diri. Karena itu, penulis mencoba mengembangkan model pembelajaran yang dapat menyantuni perbedaan perilaku belajar peserta didik. Menurut Amir Tengku Ramly, seorang guru harus mampu memahami perilaku peserta didik secara personal dalam merancang pembelajaran.

Pemahaman terhadap perilaku peserta didik dalam belajar akan memberikan kekuatan tersendiri bagi guru dalam melaksanakan program pembelajaran. Secara garis besar perilaku belajar peserta didik dapat dikelompokkan pada empat katagori, yaitu sanguinis, phlegmatis, melankolis, dan koleris . Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi telah mengantarkan masayarakat Indonesia pada satu fase yang sering disebut dengan istilah “masyarakat tontonan” (spectacle society) .

Gemerlapnya dunia hiburan, kecanduan sinetron, dan ketergantungan pada hand phone (HP) di kalangan peserta didik menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran menarik perhatian dan menyenangkan bagi peserta didik. Tidak sedikit peserta didik yang rela meluangkan waktu berjam-jam nonton televisi atau mengutak-atik berbagai fungsi fitur-fitur pada HP yang dimilikinya. Kenyataan ini sungguh kontras dengan kebiasaan mereka dalam belajar, mereka sangat berat dalam melaksanakan tugas dan nasihat dari guru, cepat jenuh, dan kehilangan semangat atau motivasi.

Dalam kondisi seperti ini guru perlu membekali diri dengan kemampuan merancang dan mengembangkan pembelajaran yang berorientasi PAIKEM, sehingga mampu menyantuni heteroginitas perilaku belajar peserta didik. Melalui pembelajaran yang berorientasi PAIKEM diharapkan proses mengajar dan belajar memiliki makna (the meaningfull learning) bagi peserta didik. Hal ini didasarkan pada satu teori yang menyebutkan bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku (Skinner) . 

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, penulis merancang sebuah model pembelajaran bermakna dengan menggunakan model advance organizer pada materi thaharah di SMP. Melalui tayangan media ICT – dalam bentuk film, gambar, photo, maupun narasi – peserta didik akan dibawa pada hal-hal yang bersifat kontekstual dan sudah ada pada ingatan mereka, sehingga pembelajaran yang dilaluinya akan terasa lebih bermakna. Dalam teori Ausubel disebutkan bahwa pembelajaran akan dirasakan bermakna, jika informasi baru dikaitkan pada struktur kognitif yang sudah ada pada peserta didik .  

Advance Organizer 

Model pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari system pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Metode ini dikembangkan oleh David Ausubel yang disebut sebagai model belajar penuh makna (meaningfull learning), menurut Ausubel berguna atau tidaknya materi pembelajaran sangat tergantung pada persiapan peserta didik dan pengolahan materi itu sendiri . Model pembelajaran advance organizer bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif pesrta didik dan menambah daya ingat (retensi) peserta didik terhadap informasi yang bersifat baru.

Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran advance organizer terbagi menjadi dua bentuk yaitu Expository advance organizer dan Comparatif advance organizer. Adapun langkah-langkah dalam Model pembelajaran advance organizer terdiri dari tiga fase yang saling berkaitan yaitu:
  1. Presentasi advance organizer : a). Mengklarifikasikan tujuan pengajran; b). Menyajikan organizer; c). Mengidentifikasi karakteristik-karakteristik yang konklusif (1) Memberi contoh-contoh; (2) Menyajikan konteks; (3) Mengulang. d). Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pesrta didik.
  2. Penyajian tugas atau materi pembelajaran :  a). Menyajikan materi; b). Mempertahankan perhatian; c). Memperjelas pengolahan informasi; d). Memperjelas aturan materi pembelajaran yang masuk akal.
  3. Memperkuat pengolahan kognitif: : a). Menggunakan prisi-prinsip rekonsiliasi intergratif; b). Menganjurkan pembelajaran resepsi aktif; c). Meningkatkan pendekatan kritis tentang bahasan pokok; d). Mengklarifkasikan.

Thaharah

Thaharah (bersuci) merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi, penjabaran materi thaharah terdiri dari : 
  1. Standar kompetensi  "Memahami ketentuan-ketentuan thaharah (besuci)"
  2. Kompetensi dasar : a). Menjelaskan ketentuan-ketentuan wudu dan mandi wajib; b). Menjelaskan perbedaan hadas dan najis. 
Memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi, karakteristik materi pembelajaran thaharah sarat degan informasi-informasi yang bersifat kognitif dan harus dipahami secara utuh oleh peserta didik. Penguasaan materi pembelajaran thaharah secara utuh penting artinya bagi pencapaian salah satu tujuan mata pelajaran PAI , yaitu : “Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah”.

Bahkan berdasarkan hadis Rasulullah saw, pemahaman peserta didik terhadap materi thaharah sangat penting artinya dalam menjaga dan memelihara keabsahan ibadah, terutama ibadah salat. Salat yang dikerjakan seseorang dinyatakan sah, jika orang tersebut suci dari hadas dan najis.

Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda 

عن على بن طلق رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (اذا فسا أحدكم فى الصلاة فلينصرف وليتوضأ وليعد الصلاة) رواه الخمسة وصححه ابن حبان

Implementasi Model Advance Organizer pada Materi Thaharah Berbagai istilah yang terdapat pada materi pembelajaran thaharah sudah sering didengar bahkan dilakukan oleh peserta didik, seperti istilah hadas, najis, wudlu, mandi, dan tayamum. Karena itu, untuk membangun pemahaman yang utuh (holistik) terhadap materi pembelajaran thaharah, penggunaan model advance organizer dipandang sangat tepat dalam memperkuat informasi yang sudah dimiliki peserta didik dengan informasi baru yang akan disampaikan. Langkah-langkah pembelajaranannya mengikuti tahapan sesuai dengan teori Ausubel yang terbagi pada tiga tahap, yaitu presentasi advance organizer, presentasi materi pembelajaran, dan memperkuat pengolahan struktur kognitif.

Adapun rancangan skenarionya sebagai berikut :
  1. Peserta didik dibawa ke perpustakaan; 
  2. Setelah pemaparan tujuan pembelajaran, pokok-pokok materi (organizer), dan teknik pembelajaran yang akan dilaksanakan, peserta didik menelaah literatur yang ada di perpustakaan terkait dengan materi thaharah;
  3. Selama menelaah literatur terkait dengan materi thaharah, peserta didik diberi kebebasan untuk berekspresi, berdiskusi, dan tanya jawab dengan teman-temannya. Adapun peran guru membimbing dan mengarahkan jika ada hal-hal yang belum dipahami oleh peserta didik;
  4. Untuk memandu pembelajaran yang penuh makna (meaningfull learning), guru dapat menggunakan lembar kerja siswa (LKS) berupa bagan yang harus diisi dan dipresentasikan oleh peserta didik dengan bahasa mereka sendiri;
  5. Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik, pada akhir pembelajaran guru rekonsiliasi integratif melaui tanya jawab dan penayangan bagan materi thaharah dengan menggunakan program aplikasi microsoft office power point dilengkapi dengan animasi-animasi yang sesuai dan dibutuhkan.

SIMPULAN

Ausubel merancag model pembelajaran advance organizer dengan tujuan untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik. Kemudian materi thaharah dalam pembelajaran PAI sarat dengan pengetahuan atau informasi-informasi yang bersifat kognitif dan harus dipahami secara utuh. Pemahaman yang utuh terhadap materi thaharah akan mendorong perubahan perilaku peserta didik dalam menjaga dan memelihara kebersihan atau kesucian baik diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Karena itu, untuk membangun pemahaman yang utuh terhadap materi thaharah, guru dapat menggunakan model advance organizer dalam pembelajarannya.

Langkah-langkah (syintax) model pembelajaran advance organizer terbagi pada tiga tahap utama, yaitu presentasi advance organizer, presentasi tugas atau materi pembelajaran, dan memperkuat pengolahan kognitif pserta didik. Untuk mendorong pembelajaran aktif dalam model advance organizer, guru dapat menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran, diantaranya membaca, presentasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab.